Nama
Anak, Bukan Asal Lucu Karena Memberi Nama Adalah Pekerjaan Serius
Salah seorang anak tetanggaku biasa dipanggil si Ondol. Sebenarnya, nama aslinya cukup keren dan gagah, yaitu Sutrisno. Tetapi entah mengapa ayah ibunya yang memang terkenal suka mbanyol memilihkan panggilan Ondol untuknya.
Karena namanya yang unik itu, Ondol cepat dikenal oleh masyarakat kampungnya, bahkan hingga ke kampung-kampung sekitar. Begitu juga di sekolahnya, anak kelas dua SD inipun cepat dikenal teman dan gurunya.
Sayangnya, ketenaran si Ondol lebih banyak negatif dari pada positifnya. Akibat dari namanya yang terkesan lucu itu, si Ondol menjadi bahan ejekan dan lawakan dimana-mana. Ini membuatnya merasa rendah diri, yang selanjutnya menjadikannya sebagai anak pemalu dan cengeng. Didikan keras orang tuanya tak memberikan hasil selain menambah rasa rendah dirinya itu.
Sisi psikis
Apalah arti sebuah nama, what's ini a name, kata Shakespeare. Tetapi ternyata dalam Islam nama bukan masalah sepele. Nama memberikan dampak psikologis yang cukup besar kepada pemiliknya. Dan dalam kenyataannya, sering menjadi penentu keberhasilan hidup manusia. Beberapa pengaruh psikologis itu akan kita bahas di sini.
Salah seorang anak tetanggaku biasa dipanggil si Ondol. Sebenarnya, nama aslinya cukup keren dan gagah, yaitu Sutrisno. Tetapi entah mengapa ayah ibunya yang memang terkenal suka mbanyol memilihkan panggilan Ondol untuknya.
Karena namanya yang unik itu, Ondol cepat dikenal oleh masyarakat kampungnya, bahkan hingga ke kampung-kampung sekitar. Begitu juga di sekolahnya, anak kelas dua SD inipun cepat dikenal teman dan gurunya.
Sayangnya, ketenaran si Ondol lebih banyak negatif dari pada positifnya. Akibat dari namanya yang terkesan lucu itu, si Ondol menjadi bahan ejekan dan lawakan dimana-mana. Ini membuatnya merasa rendah diri, yang selanjutnya menjadikannya sebagai anak pemalu dan cengeng. Didikan keras orang tuanya tak memberikan hasil selain menambah rasa rendah dirinya itu.
Sisi psikis
Apalah arti sebuah nama, what's ini a name, kata Shakespeare. Tetapi ternyata dalam Islam nama bukan masalah sepele. Nama memberikan dampak psikologis yang cukup besar kepada pemiliknya. Dan dalam kenyataannya, sering menjadi penentu keberhasilan hidup manusia. Beberapa pengaruh psikologis itu akan kita bahas di sini.
1.Pencitraan
diri
Ada benarnya, jika orang menganggap nama ibarat sebuah doa. Ketika nama seseorang disebut, akan direkam oleh otak dan masuk ke dalam memori. Jika panggilan positif senantiasa direkam otak, ini memudahkan bawah sadar untuk memunculkannya menjadi perwatakan. Sebaliknya dengan panggilan negatif yang masuk ke dalam rekaman otak, akan membentuk pencitraan negatif pada harga diri anak.
Wajar, jika dalam al-Qur'an (49:11) difirmankan Allah, "Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk."
Ada benarnya, jika orang menganggap nama ibarat sebuah doa. Ketika nama seseorang disebut, akan direkam oleh otak dan masuk ke dalam memori. Jika panggilan positif senantiasa direkam otak, ini memudahkan bawah sadar untuk memunculkannya menjadi perwatakan. Sebaliknya dengan panggilan negatif yang masuk ke dalam rekaman otak, akan membentuk pencitraan negatif pada harga diri anak.
Wajar, jika dalam al-Qur'an (49:11) difirmankan Allah, "Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk."
2.Menarik
perhatian
Nama 'Ondol', sering dipelesetkan teman-temannya menjadi 'Ondel-Ondel'. Nama yang aneh seperti ini memang akan menjadi pusat perhatian orang. Seperti juga nama Oi', Venus dan Haz.
Penggunaan bahasa asing seperti Zifora, Isabella serta Angel, juga akan cenderung menarik perhatian. Begitu pula nama-nama yang sulit dieja maupun diucapkan, seperti Djoewarijah, Noerdinsyah Barung.
Jika anak disiapkan dengan baik untuk menjadi pusat perhatian, umumnya nama-nama seperti ini cukup memberikan peluang untuk menaikkan percaya dirinya. Sebaliknya bagi anak yang sejak awal kurang memiliki percaya diri, maka nama-nama mencolok seperti ini justru mempertebal sifat mindernya.
Nama 'Ondol', sering dipelesetkan teman-temannya menjadi 'Ondel-Ondel'. Nama yang aneh seperti ini memang akan menjadi pusat perhatian orang. Seperti juga nama Oi', Venus dan Haz.
Penggunaan bahasa asing seperti Zifora, Isabella serta Angel, juga akan cenderung menarik perhatian. Begitu pula nama-nama yang sulit dieja maupun diucapkan, seperti Djoewarijah, Noerdinsyah Barung.
Jika anak disiapkan dengan baik untuk menjadi pusat perhatian, umumnya nama-nama seperti ini cukup memberikan peluang untuk menaikkan percaya dirinya. Sebaliknya bagi anak yang sejak awal kurang memiliki percaya diri, maka nama-nama mencolok seperti ini justru mempertebal sifat mindernya.
3.Pengabaian
individu
Ada beberapa jenis nama yang begitu umum dipakai dalam masyarakat, seperti Siti, Amir dan Budi. Hal-hal yang terlalu umum ini akan menghilangkan perasaan seseorang akan individualitasnya. Ini juga dialami mereka yang memiliki nama terlalu pendek, semisal Sri atau Sam. Karena pendeknya, orang menjadi kurang memperhatikan dan menyebabkan pemiliknya merasa terabaikan.
Ada beberapa jenis nama yang begitu umum dipakai dalam masyarakat, seperti Siti, Amir dan Budi. Hal-hal yang terlalu umum ini akan menghilangkan perasaan seseorang akan individualitasnya. Ini juga dialami mereka yang memiliki nama terlalu pendek, semisal Sri atau Sam. Karena pendeknya, orang menjadi kurang memperhatikan dan menyebabkan pemiliknya merasa terabaikan.
4.Konotasi
buruk yang menyakitkan hati
Bagaimana kira-kira perasaan anak yang dipanggil 'gembrot'? 'Gundul' dan 'Botak' pun sering dikonotasikan negatif oleh masyarakat. Jika panggilan-panggilan ini membuat pemiliknya malu, tentunya hanya akan mengurangi rasa percaya diri mereka. Sekalipun, ada orang yang berhasil dan bangga dengan sebutan minor seperti, Yati Pesek.
Bagaimana kira-kira perasaan anak yang dipanggil 'gembrot'? 'Gundul' dan 'Botak' pun sering dikonotasikan negatif oleh masyarakat. Jika panggilan-panggilan ini membuat pemiliknya malu, tentunya hanya akan mengurangi rasa percaya diri mereka. Sekalipun, ada orang yang berhasil dan bangga dengan sebutan minor seperti, Yati Pesek.
5.Ketidaksesuaian, awal konflik batin
Si Ayu atau Arjuna yang berwajah buruk, bisa mengakibatkan pemilik nama mengalami konflik batin. Ini akibat dari ketidaksesuaian nama dengan penampilan yang diciptakan Allah untuknya.
Si Ayu atau Arjuna yang berwajah buruk, bisa mengakibatkan pemilik nama mengalami konflik batin. Ini akibat dari ketidaksesuaian nama dengan penampilan yang diciptakan Allah untuknya.
Besarlah
Arti Sebuah Nama
Sungguh indah, bahwa hanya untuk urusan sebuah nama saja, Islam memiliki tuntunan yang cukup lengkap. Misalnyaa berikut ini.
Sungguh indah, bahwa hanya untuk urusan sebuah nama saja, Islam memiliki tuntunan yang cukup lengkap. Misalnyaa berikut ini.
1.Pilih
yang baik
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya nama-nama kamu sekalian yang paling disukai oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung adalah Abdullah dan Abdurrahman."(HR Muslim)
Dalam hadits lain beliau juga berpesan, "Ambillah nama-nama kamu sekalian dari nama para nabi. Nama-nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Nama-nama yang paling benar adalah Harits dan Hammam. Sedangkan yang paling jelek adalah Harb (perang) dan Murrah (pahit)." (HR Abu Dawud & An-Nasa'i)
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya nama-nama kamu sekalian yang paling disukai oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung adalah Abdullah dan Abdurrahman."(HR Muslim)
Dalam hadits lain beliau juga berpesan, "Ambillah nama-nama kamu sekalian dari nama para nabi. Nama-nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Nama-nama yang paling benar adalah Harits dan Hammam. Sedangkan yang paling jelek adalah Harb (perang) dan Murrah (pahit)." (HR Abu Dawud & An-Nasa'i)
2.Jauhi
yang dapat mengotori kehormatan
Hindari kata-kata yang memiliki arti negatif agar sifat negatif tersebut tidak dicitrakan orang terhadap dirinya atau tidak menjadi bahan celaan baginya pula.
Diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah mengganti nama-nama buruk seperti Al-'Ashi (orang yg bermaksiat), 'Aziz (nama Tuhan), 'Utullah (yang kasar) dan Habab (sejenis ular atau syetan). Beliau pun mengganti nama Harb (perang) dengan nama Salim (damai), dan mengganti nama Al-Mudhhaji' (yang berbaring) dengan Al-Munba'its (yang gesit).
Hindari kata-kata yang memiliki arti negatif agar sifat negatif tersebut tidak dicitrakan orang terhadap dirinya atau tidak menjadi bahan celaan baginya pula.
Diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah mengganti nama-nama buruk seperti Al-'Ashi (orang yg bermaksiat), 'Aziz (nama Tuhan), 'Utullah (yang kasar) dan Habab (sejenis ular atau syetan). Beliau pun mengganti nama Harb (perang) dengan nama Salim (damai), dan mengganti nama Al-Mudhhaji' (yang berbaring) dengan Al-Munba'its (yang gesit).
3.Jauhi
yang bermakna pesimistis
Sa'id bin al-Musayyab menceritakan kakeknya dari bapaknya: "Rasulullah saw bertanya kepadaku, 'Siapa namamu?' Aku menjawab, 'Hazn (susah).' Beliau bersabda, 'Kamu Sahl (mudah).' Aku berkata bahwa aku tak akan mengubah nama yang telah diberikan kepadaku. Ibnul-Musayyab berkata, 'Kesusahan itu masih saja terus bersama kami.'"
Sa'id bin al-Musayyab menceritakan kakeknya dari bapaknya: "Rasulullah saw bertanya kepadaku, 'Siapa namamu?' Aku menjawab, 'Hazn (susah).' Beliau bersabda, 'Kamu Sahl (mudah).' Aku berkata bahwa aku tak akan mengubah nama yang telah diberikan kepadaku. Ibnul-Musayyab berkata, 'Kesusahan itu masih saja terus bersama kami.'"
4.Jauhi
makna optimistis
Selain yang bermakna pesimitis, yang bermakna optimistis pun harus dijauhi. Penyebabnya, Rasulullah tak suka mendengar jawaban 'Tidak' yang terucap ketika nama ini dipanggil, karena ternyata si pemilik nama sedang tidak ada. Ibnu Majah mengatakan, "Rasulullah saw melarang kita menamakan hamba kita dengan empat nama: Aflah, Nafi', Rabbah, Yassar."
Rasul pun mengganti nama salah seorang istrinya, yaitu Barrah, menjadi Maimunah. Ini karena beliau tak suka ketika salah seorang menanyakan, "Adakah Barrah?" yang harus dijawab dengan, "Barrah tidak ada," karena jawaban ini mengandung konotasi negatif.
Selain yang bermakna pesimitis, yang bermakna optimistis pun harus dijauhi. Penyebabnya, Rasulullah tak suka mendengar jawaban 'Tidak' yang terucap ketika nama ini dipanggil, karena ternyata si pemilik nama sedang tidak ada. Ibnu Majah mengatakan, "Rasulullah saw melarang kita menamakan hamba kita dengan empat nama: Aflah, Nafi', Rabbah, Yassar."
Rasul pun mengganti nama salah seorang istrinya, yaitu Barrah, menjadi Maimunah. Ini karena beliau tak suka ketika salah seorang menanyakan, "Adakah Barrah?" yang harus dijawab dengan, "Barrah tidak ada," karena jawaban ini mengandung konotasi negatif.
5.Menjauhi penyamaan nama Allah
"Orang yang paling dibenci dan buruk di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang dinamakan Malikal-Amlak (raja di atas raja). Karena tidak ada raja selain Allah." (HR Muslim)
Rasulullah pun pernah menegur seseorang yang dipanggil dengan nama Abul-Hakam, dengan alasan 'Sesungguhnya Allahlah Yang Maha Pemberi Keputusan (al-Hakam) dan kepada-Nyalah kembali segala keputusan'. Selanjutnya beliau menyuruhnya untuk dipanggil Abu Syuraih (juru penerang) yang disandarkan kepada nama anak pertamanya, Syuraih. Larangan inipun berlaku untuk nama-nama Allah yang lain, seperti Al-Ahad, Ash-Shamad, Al-Khaliq, dsb.
"Orang yang paling dibenci dan buruk di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang dinamakan Malikal-Amlak (raja di atas raja). Karena tidak ada raja selain Allah." (HR Muslim)
Rasulullah pun pernah menegur seseorang yang dipanggil dengan nama Abul-Hakam, dengan alasan 'Sesungguhnya Allahlah Yang Maha Pemberi Keputusan (al-Hakam) dan kepada-Nyalah kembali segala keputusan'. Selanjutnya beliau menyuruhnya untuk dipanggil Abu Syuraih (juru penerang) yang disandarkan kepada nama anak pertamanya, Syuraih. Larangan inipun berlaku untuk nama-nama Allah yang lain, seperti Al-Ahad, Ash-Shamad, Al-Khaliq, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar